Mengapa Hizib Perlu Ijazah?
Mengapa Hizib Perlu Ijazah? May 18, '08 7:35 PMuntuk semuanya Kategori: Lainnya Al-Kisah no.05/ 25 Feb – 9 Mar 2008
Assalamu'alaikum Wr Wb.
Habib Luthfi yang saya hormati. Saya ingin bertanya seputar
hizib. Apa sebenarnya hizib itu? Mengapa ada yang disebut hizib keras dan ada
yang lembut? Apa bedanya dengan ratib? Apa fadhilah mengamalkan hizib? Mengapa
untuk mengamalkannya diperlukan ijazah?
Wassalamu'alaikum Wr Wb.
Asep Sofyan Kebon Mangu, Bandung
Catatan Redaksi
Pertanyaan tersebut juga terungkap dalam beberapa surat senada
yang diterima Redaksi. Semoga Mudah-mudahan ulasan Habib Luthfi tersebut cukup
menjawab semuanya.
Wa'alaikumussalam Wr. Wb.
Kapsul, atau tablet, tentu tidak mempunyai dosis yang sama.
Demikian juga dosis obat antibiotik dan vitamin. Jika yang satu bisa diminum
sehari tiga kali, yang lain mungkin hanya boleh diminum satu kali dalam sehari.
Bahkan vitamin, yang jelas-jelas berguna, pun jika diminum melebihi dosis yang
ditentukan dokter; efeknya akan berakibat buruk bagi tubuh. Badan bisa meriang
atau bahkan keracunan. Begitu pula halnya dengan hizib dan ratib.
Hizib dan ratib, dilihat dari susunannya, sebenarnya sama.
Yakni, sama-sama kumpulan ayat, dzikir; dan doa yang dipilih dan disusun oleh
ulama salafush shalih yang termasyhur sebagai waliyullah (Kekasih Allah). Yang
membedakan suatu ratib dengan ratib lain, atau hizib dan hizib lain, adalah
asrar yang terkandung dalam setiap rangkaian ayat, doa, atau kutipan hadits,
yang disesuaikan dengan waqi’iyyah (latar belakang penyusunan)-nya.
Namun, meski muncul pada waqi' yang sama dan oleh penyusun yang
sama, ratib sejak awal dirancang oleh para awliya untuk konsumsi umum, meski tetap
mustajab. Semua orang bisa mengamalkan untuk memperkuat benteng dirinya,
bahkan tanpa perlu ijazah. Meski tentu jika dengan ijazah lebih afdhal.
Sementara hizib, sejak awal dirancang untuk kalangan tertentu
yang oleh sang wali (penyusun-red) dianggap memiliki kemampuan lebih, karena
itu mengandung dosis yang sangat tinggi. Hizib juga biasanya mengandung banyak
sirr (rahasia) yang tidak mudah dipahami oleh orang awam, seperti kutipan ayat
yang isinya terkadang seperti tidak terkait dengan rangkaian doa sebelumnya
padahal yang terkait adalah asbabun nuzul-nya. Hizib juga biasanya mengandung
lebih banyak ismul a'zham (asma Allah yang agung), yang tidak ada dalam ratib.
Dan yang pasti, hizib tidak disusun berdasarkan keinginan sang
ulama, karena hizib rata-rata merupakan ilham dari Allah SWT: Ada juga yang
mendapatkannya langsung dari Rasulullah SAW seperti Hizbul Bahr, yang disusun
oleh Syaikh Abul Hasan Ali Asy-Syadzili.rhm Karena itulah, hizib mempunyai
fadhilah dan khasiat yang luar biasa.
Selain itu, ada juga syarat usia yang cukup bagi pengamal hizib.
Sebab orang yang sudah mengamalkan hizib biasanya tidak lepas dari ujian. Ada
yang hatinya mudah panas, sehingga cepat marah. Ada yang, karena Allah SWT,
menampakkan salah satu hizibnya dalam bentuk kehebatan, lalu pengamalnya
kehilangan kontrol terhadap hatinya dan menjadi sombong. Ada juga yang
berpengaruh ke rizqi, yang selalu terasa panas sehingga sering menguap tanpa
bekas, dan sebagainya.
Karena itu pula diperlukan ijazah dari seorang ulama yang
benar-benar mumpuni dalam arti mempunyai sanad ijazah hizib tersebut yang
bersambung dan mengerti dosis hizib. Selain itu juga diperlukan guru yang
shalih yang mengerti ilmu hati untuk mendampingi dan ikut membantu si pengamal
dalam menata hati dan menghindari efek negatif hizib.
Habib Luthfi bin Ali bin Hasyim bin Yahya, (Pekalongan)
Ra’is Am Idarah ‘aliyyah
Jam’iyyah Ahlith Thariqah Al-Mu’tabarah an-Nahdliyyah
http://irdy74.multiply.com/reviews/item/302
0 komentar
Silahkan Beri Komentar Saudara...